Mes Petites Histoires

Mes Petites Histoires

My Amnesia Husband (내 기억 상실증 남편)

Fanfiction
Title: My Amnesia Husband (내 기억 상실증 남편)

Autor: ChaeSoo
Cast:
- Jessica SNSD
- Sungmin SuJu
- Sunny SNSD
- Taeyeon SNSD
- Tiffany SNSD
- Yuri SNSD

Synopsis:
Kebohongan yang dibuat Jessica tanpa pikir panjang ketika reuni sekolah membuatnya mendapat masalah besar. Dan karena hal itu pula ia bertemu dengan pria yang tak pernah ia duga. Pria itu datang ke rumah Jessica dan saat itulah tanpa sengaja sebuah kecelakaan terjadi. Dan membuat Jessica harus kembali melakukan kebohongan mengenai hubungan mereka berdua.

Penasaran dengan ceritanya ??? --> BACA DISINI

The Guardian Angel (수호 천사)


Fanfiction
Title: The Guardian Angel (수호 천사)
Autor: ChaeSoo

Cast:
- Seohyun SNSD
- Kyuhyun SuJu
- Donghae SuJu
- Yuri SNSD

Synopsis:
Seohyun benar-benar merasa kecewa. Ternyata selama ini kekasih dan teman baiknya telah berselingkuh dibelakang Seohyun. Hal itu membuat Seohyun memutuskan untuk memulai kehidupan baru. Ia tak pernah menyangka bos baru di tempatnya bekerja yang awalnya terlihat menyebalkan berubah menjadi sangat baik dan malah melakukan hal yang Seohyun tak pernah duga.

Penasaran dengan ceritanya ??? --> BACA DISINI

How Can It Happen?


UNTUK pertama kalinya dengan perlahan-lahan aku membuka mataku. Aku seperti baru saja terbangun dari tidur yang sangat panjang. Aku mencoba bangkit dari tempat tidurku. Mataku melihat-lihat ke sekelilingku. Saat ini aku berada di dalam ruangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Aku mengenakan pakaian aneh berwarna merah muda. Selang infus terpasang di tangan kananku. Aku kemudian menyadari bahwa aku sedang berada di sebuah ruangan perawatan di rumah sakit.
Aku benar-benar tidak bisa mengingat mengapa aku bisa di rawat di rumah sakit ini. Aku bahkan tidak ingat siapa namaku. Aku benar-benar bingung. Aku tak bisa mengingat apapun tentang diriku.
Saat aku mencoba keras untuk mengingat identitasku, seorang perempuan berpakaian putih membuka pintu dan masuk ke dalam sambil memegang papan dan bolpoint di tangannya. Betapa terkejutnya perempuan itu ketika mendapati aku sudah sadarkan diri. Ia pun keluar lagi dan memanggil dokter.
“Sepertinya Anda mengalami amnesia,” ucap dokter yang sepertinya baru pertama kali kutemui, ketika dia selesai memeriksa keadaanku. Dokter itu terlihat masih sangat muda meskipun sepertinya lebih tua dariku. Wajahnya terlihat sangat tampan dan dilihat dari raut mukanya sepertinya ia sudah sangat berpengalaman. “Tapi jangan khawatir, ini sepertinya bukan amnesia yang bersifat permanen. Dalam beberapa minggu, mungkin Anda akan mendapatkan semua ingatan masa lalu Anda kembali.” Dokter tampan itu melemparkan senyum bersahabat padaku.
“Terima kasih dokter. Tapi bila Anda tidak keberatan bisakah Anda memberitahu semua informasi yang berhubungan dengan saya?” Aku benar-benar ingin tahu semua hal yang menyangkut diriku. “Seperti nama saya, usia saya dan kenapa saya bisa sampai masuk rumah sakit serta mengalami hilang ingatan?” tanyaku kepada dokter tampan itu untuk bisa menjawab rasa keingintahuanku yang sudah sangat besar.
Tanpa ragu dokter itu menjawab semua pertanyaan yang aku ajukan. “Nama Anda, Jasmine. Jasmine Middlehart. Usia Anda 28 tahun. Anda masuk ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan lalu lintas seminggu yang lalu saat menuju tempat kerja Anda dan sejak saat itu Anda koma,” ucap dokter itu dengan senyum yang menawan. “Untunglah Anda bisa selamat dari keadaan kritis. Anda tak perlu khawatir, tidak ada luka serius yang Anda alami. Luka di kepala dan di kaki Anda sedang dalam masa penyembuhan.”
Setelah mendengar semua informasi tentang diriku dari dokter itu. Aku kembali membaringkan tubuhku dia atas kasur. Setiap jam dokter itu bolak-balik masuk kedalam ruanganku untuk memeriksa keadaanku. Ketika dokter itu hendak memeriksa detak jantungku dengan memengang pergelangan tanganku, entah perasaan aneh apa yang muncul, tiba-tiba wajahku memerah. Tanpa alasan yang jelas, jantungku berdebar lebih kencang dari sebelumnya saat stetoskop dokter itu ditempelkan di dadaku.
Kupikir sepertinya aku telah jatuh cinta kepada dokter itu. Dokter itu benar-benar tampan dan memesona. Hatiku merasa berbunga-bunga ketika menatap wajahnya apalagi ketika tanpa sengaja pandangan kami saling teradu. Mata Biru kehijauannya seperti Tom Cruise, hidung mancungnya seperti David Beckham, bibir dan senyumannya menawan seperti Brad Pitt. Pandangan mataku kemudian berpindah pada name tag yang terjepit pada jubah putih bersihnya dan aku membacanya: N. Roughford.
Roughford? Jadi Roughford adalah nama belakang dokter itu. Nama itu benar-benar cocok untuknya. N? N untuk singkatan apa? Nath, Nigel atau Neal. Aku benar-benar penasaran. Aku jadi ingin lebih mengenal pria itu lebih jauh lagi.

***

AKU bertanya-tanya dalam hati, apakah ada anggota keluargaku yang menjenguk selama aku terbaring tak sadarkan diri disini. Aku tak ingat apakah aku masih mempunyai orang tua atau tidak, semuanya masih sangat buyar untuk dapat kuingat.
Rasa bosan mulai menerpaku karena sudah dua hari aku selalu di ruangan ini. Luka di kaki dan kepalaku akibat kecelakaan rasa sakitnya sudah berkurang dari sebelumnya. Aku mulai memberanikan diri bangun dari tempat tidur dan mencoba keluar dari bangsal membosankan ini.
Aku membuka perlahan pintu geser. Aku menolehkan kepalaku ke kanan dan ke kiri sebelum aku yakin untuk keluar. Niatku hanya untuk berjalan-jalan sebentar saja demi mengusir rasa bosan. Aku berjalan sedikit terpincang-pincang karena pergelangan kaki kananku sedikit sakit saat digerakan, tapi aku mencoba memaksakannya untuk tetap berjalan.
Saat sedang berjalan di lorong, banyak sekali pasien, dokter dan suster yang mondar-mandir di sekitarku, dan ketika aku hendak berbelok ke lorong sebelah kanan, aku melihat dari kejauhan dokter tampan yang selalu memeriksaku. Dia sepertinya sedang berjalan menuju kamar pasien dan tiba-tiba dari belakangnya seorang suster yang sedang menggendong anak lelaki berumur sekitar 3 tahun yang sedang menangis, memanggilnya. Aku bersembunyi di balik tembok dan memperhatikan mereka.
“Dokter Roughford, Derek dari tadi menangis terus tanpa henti. Sepertinya dia ingin bersama dengan Anda,” ucap suster itu dengan sedikit gemetar. Anak kecil bernama Derek itu mencoba melepaskan diri dari gendongan suster berambut pirang itu dan meraih jubah putih Dokter Roughford. “Saya sudah mencoba menghiburnya, namun tetap tak berhasil.”
Dokter itu memberikan senyuman hangat pada anak itu dan kemudian merangkul bocah tampan itu dari pangkuan suster. Derek kini di gendong oleh sang dokter. Tangisan sang anak itupun kemudian berhenti setelah berada dalam gendongan dokter itu.  “Baiklah, Derek sekarang biar aku yang mengurus. Terima kasih telah menjaganya. Sekarang kau boleh kembali bertugas,” ucap Dokter Roughford kepada suster didepannya.
“Wah, dia punya karisma sempurna seorang ayah,” ucapku di dalam hati. Kekagumanku pada dokter itu semakin bertambah.
Sang dokter itu pun mengajak anak kecil dipangkuannya berceloteh. “Yeah, karena Derek sudah berhenti menangisnya. Dad, akan mengajak Derek bermain sekarang,” seru dokter itu sambil memainkan tangan anak itu dan anak itupun menggangguk senang. Mereka pun berlalu dari tempat mereka berdiri.
Dad? Apakah aku tidak salah dengar? Jadi anak itu adalah anak dokter Roughford. Sekonyong-konyong tubuhku terasa lemas memikirkan hal itu. Kupikir anak itu salah satu pasiennya, ternyata dia adalah anaknya. Dokter tampan itu ternyata sudah menikah dan punya anak. Saat dokter itu memeriksa keadaanku sebelumnya, aku tak menyadari keberadaan cincin kawin yang terpasang di jari manis dokter itu. Aku hanya selalu terfokus pada wajah tampan dokter itu.
Bodoh. Aku benar-benar bodoh. Aku membenci diriku yang ternyata menyukai pria beristri. Ini tak boleh berlanjut. Aku harus melupakan rasa sukaku pada dokter itu. Perasaan semacam ini tidak boleh dibiarkan berkembang.

“JASMINE.”
Sebuah suara wanita di belakangku memanggil namaku. Aku menoleh dan membalikkan tubuhku. Aku melihat wajah wanita itu, sepertinya dia mengenalku. Tapi sayangnya aku tak dapat mengenalinya.
Wanita itu kelihatannya berprofesi sebagai pekerja kantoran dilihat dari pakaian yang dia kenakan. Warna jas yang tertutup mantel tebal senada dengan warna rok ketat yang menutupi pahanya itu memperlihatkan garis tegas seorang wanita karir.
“Kenapa kau berada di rumah sakit? Apakah kau sakit?” Tanya wanita itu dengan rasa ingin tahu yang bisa terlihat dari mimik muka penasaran yang ia perlihatkan.
“Apakah… apakah kau mengenalku?”
“Apa maksudmu Jesse?”
Jesse? Apakah itu sebuah nama panggilan akrab? Aku seakan baru mendengar nama panggilan itu.
Aku kemudian menjelaskan semuanya pada wanita itu bahwa aku kehilangan ingatanku akibat kecelakaan. Terlihat kekagetan di wajah wanita itu setelah mendengar ceritaku. Ia pun kemudian menjelaskan tentang dirinya. Wanita itu bernama Cassandra Teddfield, biasa di panggil Cassie olehku dan teman-teman yang lainnya. Dia temanku sejak di SMA dan kami terakhir kali bertemu pada pesta reuni setahun yang lalu. Karena ia harus tinggal di Itali mengikuti suaminya yang bertugas di sana jadi kami tidak pernah saling bertemu sejak saat itu.
“Aku benar-benar terkejut mendengar ceritamu Jesse. Aku heran kenapa Noah tidak menceritakan tentang kejadian penting ini kepadaku. Padahal ia bisa saja menelponku dan mengabarkan tentang hal sepenting ini,” ungkap Cassie. Kemudian wajahnya terlihat tampak kesal. “Padahal dia tahu kita sudah berteman akrab. Aku harus menegurnya untuk hal ini. Ini benar-benar sudah keterlaluan.”
“Noah? Siapa Noah? Apakah aku mengenalnya?”
Wajah Cassie terlihat lebih kaget lagi dan mulutnya menganga setelah mendengar ucapanku barusan. “Ya, Ampun Jesse! Kau bahkan tak mengingat tentang Noah?”
Aku menggelengkan kepalaku. Aku benar-benar tak mengingat pernah mendengar nama itu sebelumnya.
“Dia itu suami, Jesse. Apakah dia tidak menjengukmu selama kau di sini?”
Aku menggelengkan kembali kepalaku.
“Oh, Jasmine Roughford sungguh malang sekali nasibmu! Suamimu sendiri tidak kau ingat.”
Tunggu sebentar… Roughford? Apa maksudnya Cassie menyebutku dengan nama itu. Bukankah nama belakangku Middlehart.
“Kau sepertinya salah menyebutkan namaku. Namaku Jasmine Middlehart dan bukannya Jasmine Roughford,” ucapku mengoreksi ucapan Cassie.
“Jesse sahabatku… Middlehart itu nama gadismu. Roughford itu nama belakang suamimu. Dan kau menggunakannya sejak lima tahun lalu setelah kau menikah dengan Noah. Tepatnya Noah Roughford.”
“Tapi, Dokter Roughford sendiri yang mengatakan padaku bahwa namaku Jasmine Middlehart--”
“Dokter Roughford? Itu kan suamimu,” ucap Cassie memotong pembicaraanku. “Suamimu itu seorang dokter dan dia bekerja di rumah sakit ini sebagai dokter spesialis bedah.”
Apa maksud semua ini? Aku bingung. Aku benar-benar tak mengerti dengan yang baru saja Cassie jelaskan padaku. Apakah mungkin dokter Roughford itu suamiku. Tapi kalau benar dia suamiku, kenapa dia tak mengatakannya padaku saat aku sadar kemarin.
Otakku tersendat tak bisa berpikir jernih lagi. Aku harus meminta penjelasan pada dokter itu. Dan tanpa pikir panjang, aku berlari meninggalkan Cassie yang masih tercengang tak percaya. Rasa sakit di kakiku aku abaikan dan aku mencoba berlari sekuat tenaga.

***

NOAH menjelaskan semuanya padaku. Dia tak ingin aku merasa stress berat karena memikirkan keadaanku yang hilang ingatan dengan tidak menceritakan bahwa aku sudah menikah dan dia adalah suamiku. Dia takut aku merasa syok dan kaget setelah mengetahui hal itu. Noah ingin aku bisa mengingat sendiri semua ingatan masa laluku termasuk kisah cinta kami.
Seminggu setelahnya, saat bangun dari tidur, aku mendapati diriku mengingat semua masa laluku bahkan detail kecelakaan yang kualami saat itu bisa aku ingat dengan sempurna. Rem mobil yang kukemudikan tidak berfungsi saat ditengah perjalananku menuju kantor. Untuk menghindari tabrakan dengan mobil didepanku, aku membanting stir ke kanan dan akhirnya aku menabrak pagar pembatas. Kepalaku berdarah dan kakiku terjepit. Setelah itu aku tak sadarkan diri dan tak ingat apapun.
Setelah dipikirkan kembali ini benar-benar keadaan yang lucu. Aku bangun dari koma dalam keadaan hilang ingatan dan aku mendapati diriku telah jatuh cinta pada dokter tampan, padahal dokter itu adalah suamiku sendiri. Berarti aku sudah dua kali jatuh cinta pada orang yang sama. Aku merasa beruntung memiliki suami seperti dia. Dia lebih mementingkan aku dibandingkan perasaannya sendiri. Padahal kalau dipikirkan pasti sangat sulit menerima kenyataan bahwa istri yang kau cintai tidak ingat sama sekali tentang dirimu. Itu pasti menyakitkan.

--THE END--

8 September 2012